Yuk Kenali Beberapa Ramuan Tumbuhan Obat untuk Meningkatkan Kesehatan

Berbagai program sudah dilakukan oleh Kemenkes untuk menyadarkan dan menggalakkan model dan juga upaya agar berjalan sukses dan mencapai target. Salah satunya dengan melalui program Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Namun, praktek kesehatan berbasis preventif dan promotif telah lama dilakukan oleh penduduk Indonesia. Salah satunya dengan melakukan eksploitasi keanekaragaman hayati berupa tumbuhan obat sebagai pendukung untuk melakukan praktek kesehatan maupun pengobatan berbasis budaya. Tumbuhan obat salah yang satunya itu diracik dan juga dibuat dalam bentuk ramuan.

Indonesia adalah negara dengan hutan tropika terbesar kedua di dunia, memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi sehingga dikenal sebagai salah satu dari 7 (tujuh) negara megabiodiversity. Distribusi tumbuhan berbunga yang terdapat di hutan tropis Indonesia lebih dari 30.000 jenis dan hampir 12% dari total tumbuhan berbunga di dunia sebesar 250.000 jenis. Tumbuhan yang telah dimanfaatkan mencapai 2.518 jenis (World Conservation Monitoring Center).

Ramuan yang digunakan antara lain untuk kesehatan, menambah nafsu makan, dan juga untuk gejala kurang darah. Ramuan tersebut dapat dioptimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat melalui edukasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan gerakan masyarakat hidup sehat.

Hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) saat tahun 2017 telah mengelompokkan temuan ramuan berdasarkan indikasi penyakit. Beberapa ramuan mempunyai kegunaan untuk mengatasi keluhan yang bersifat preventif dan promotif dan juga dapat dikembangkan untuk menunjang program prioritas Kementerian Kesehatan. Ramuan itu antara lain ramuan untuk ASI yang tidak lancar, ramuan kurang nafsu makan/anoreksia, ramuan kurang darah, ramuan untuk cacingan, ramuan untuk panas dalam, gangguan kebugaran, ramuan untuk pegal dan capek, ramuan demam, ramuan mencret, ramuan gangguan vitalitas, dan juga ramuan gangguan kesuburan.

Beberapa tumbuhan obat yang paling banyak digunakan di lokasi atau titik pengamatan Ristoja 2017 antara lain digunakan sebagai ramuan berikut:

  • Ramuan untuk Melancarkan ASI
    Ramuan untuk pelancar ASI digunakan untuk “ibu menyusui dengan produksi air susu yang tidak memadai”. Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan tersebut yaitu, Sauropus androgynus (L.) Merr, Musa x paradisiaca L, Carica papaya L. Artocarpus heterophyllus Lam serta Arachis hypogaea L.
    Sauropus androgynus adalah sejenis tumbuhan yang sangat sering ditemukan dalam ramuan pelancar ASI, berikutnya M. paradisiaca dan C. papaya. Ketiga jenis tumbuhan berikut sering sekali digunakan oleh orang-orang untuk sayuran dan buah.  Tumbuhan yang lainnya hanya ditemukan dalam satu atau dua ramuan untuk memperlancar ASI
  • Ramuan untuk Kurang Nafsu Makan/Anoreksia
    Kurang nafsu makan yang dimaksud adalah “kondisi yang tidak/kurang selera makan dan badan bisa menjadi terlalu kurus karena berbagai sebab”. Lima tumbuhan yang paling banyak berikut ini digunakan dalam ramuan untuk menambah nafsu makan/anoreksia adalah Curcuma longa L., Curcuma xanthorrhiza Roxb, Zingiber officinale Roscoe, Curcuma mangga Valeton & Zijp, Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry
  • Ramuan untuk Cacingan
    Definisi kecacingan adalah kondisi dimana perut menjadi lebih besar, dan badan kurus yang dapat ditemukannya cacing kremi, gelang, pita pada saluran pencernaan, cacing bisa juga keluar lewat muntahan ataupun saat buang air besar.
    Tumbuhan obat yang paling sering dipakai ramuan kecacingan adalah Carica papaya (6 ramuan) dan Allium sativum (4 ramuan). Lantana camara, Leucaena leucocephala dan Wollastonia biflora masing-masing ditemukan dalam 3 ramuan.
  • Ramuan untuk Panas Dalam.
    Panas dalam yang dimaksud disini adalah rasa panas pada saluran pencernaan, juga rasa nyeri saat menelan, nyeri mulai dari mulut hingga ke tenggorokan tanpa disertai demam.
    Tumbuhan yang paling sering digunakan untuk panas dalam berikut ini adalah, Imperata cylindrica (L.) Raeusch, Bryophyllum pinnatum (Lam.) Oken, Jatropha curcas L, Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex Sm, Annona muricata L.
  • Ramuan untuk Kebugaran
    Kebugaran yang dimaksud disini adalah digunakan untuk mengatasi kondisi daya tahan tubuh menurun, sangat mudah sakit dan juga kelelahan.
    TO yang dapat dimanfaatkan dalam ramuan ini antara lain adalah Annona muricata dan Cymbopogon citratus, masing-masing dapat ditemukan dalam 4 ramuan, sedangkan tanaman Cymbopogon nardus, Morinda citrifolia, Psidium guajava, Syzygium aromaticum, dan Zingiber officinale terdapat di dalam 3 ramuan.
  • Ramuan untuk Pegal dan Capek
    Definisi pegal dan capek adalah kondisi dimana seluruh otot terasa sangat linu-linu atau terasa tidak nyaman, setelah melakukan aktivitas berat. Terdapat 179 TO yang dipakai ramuan untuk mengatasi pegal dan juga capek. Tumbuhan yang sangat sering digunakan adalah Urticastrum decumanum yang terdapat dalam 22 ramuan, Zingiber officinale dalam 15 ramuan, Syzygium aromaticum dalam 13 ramuan dan Piper retrofractum dalam 10 ramuan.  Selain itu juga tumbuhan obat lain yang digunakan adalah Curcuma longa L, Phyllanthus niruri L, Kaempferia galanga L, Morinda citrifolia L, Myristica fragrans Houtt, dan Physalis minima L.
  • Ramuan untuk gangguan vitalitas
    Gangguan vitalitas yang dimaksud disini adalah kondisi penurunan gairah seksual, ejakulasi dini, air mani menjadi encer termasuk untuk memperbesar ukuran alat vital.
    Ada empat puluh jenis ramuan yang diperoleh dalam RISTOJA 2017 tersebar di 19 etnis. Terdapat 54 jenis TO yang bisa digunakan dalam ramuan gangguan vitalitas, berikut lima jenis yang paling sering digunakan seperti Curcuma longa L, Imperata cylindrica (L) Raeusch, Lawsonia inermis L, Euphorbia glyptosperma Engelm, dan juga Lumnitzera littorea (Jack) Voigt.

Cara penggunaan ramuan paling banyak adalah secara oral (57%) bila dibandingkan dengan cara penggunaan yang lain yaitu dengan pemakaian luar (36%) ataupun dengan cara mengkombinasikan pemakaian dalam dan luar (7%). Sedangkan untuk lama penggunaan obat tradisional sebagian besar kurang dari satu minggu (57%) dan hanya sebagian kecil yang menyatakan penggunaannya lebih dari empat minggu (1 bulan) sejumlah 23%.

Tips Lainnya